Kebuntuan Ide dalam Menulis (KOUF Squad 4)
“Seorang penulis adalah seseorang yang tetap senantiasa menulis bermakna dalam suasana dan kondisi apapun.” –Nine Nindya)
Mau senang, sedih, galau, bahagia, rindu, lagi sibuk pindahan, banyak kerjaan, anak sakit, keluarga ada yang meninggal… tanpa alasan apapun. Pokoknya, harus tetap menulis bermakna. Ya, aku selalu menyematkan kata bermakna, menulis bermakna, dalam artian, tulisan yang kita tulis (baik sekadar tulisan pendek seperti kutipan, status WA ataupun tulisan panjang) merupakan sebuah tulisan yang bisa diambil manfaatnya meskipun secuil, baik bagi diri kita sendiri sebagai penulisnya, maupun bagi orang lain yang membacanya.
Well, menurutku hal itu bisa saja dilakukan asal banyak latihan. Ya, karena aku sendiri yang telah menuliskan hal itu, terinspirasi dari kutipan Richard Bach, “a professional writer is an amateur who didn’t quit.” Seorang penulis professional adalah seorang yang berawal dari penulis amatir/ penulis pemula namun dia tak pernah berhenti menulis dan tentu saja senantiasa terus belajar untuk membuat sebuah tulisan yang bagus. Begitulah, dan aku insya Allah tengah menapaki jalan ini.
Nah, kali ini ijinkan aku menulis tentang KOUF, singkatan dari Kelas Online Upgrading Fighter, yang diselenggarakan oleh Squad 4. Well, apa lagi ini? Jadi, di kelas 30DWC ini kita tidak hanya menulis saja atau menyelesaikan tantangan menulis, tapi juga berbagi ilmu tentang kepenulisan. Nah, selain ilmu dari mentor tentunya yang disebut KOUF Empire dan diselenggarakan di Grup Besar Empire, ada juga yang namanya KOUF Squad alias Sharing Kepenulisan oleh para fighter di Squad masing-masing dan boleh mengundang dari Squad lain, dan dalam ketentuannya dibatasi dua orang per Squad. Tapi, sebenarnya pada kenyataannya nggak papa deh kayaknya kalau lebih dari 2 orang per squad yang ikut, hihi alias jadi penyusup (ssst, jangan bilang-bilang Controller ya). Jadi, Guardian akan memberi link masuk ke WA Grup Squad yang mengadakan KOUF. Biasanya KOUF Squad dimulai antara jam 19/ 19:30 sampai jam 20/20:30 sesuai dengan waktu pemateri.
Nah, ini adalah KOUF ke tiga yang saya ikuti (paling rajin pokoknya ikut KOUF deh, ambil kesempatan selagi bisa, hihihi), yang diselenggarakan oleh KOUF Squad 4 untuk yang kedua kalinya. Well, Squad 4 ini memang on fire banget dan beberapa di antara anggota Squad adalah alumni kelas 30DWC yang pernah sukses menyabet gelar The Best Guardian. Olalala, pantas saja.
KOUF kali ini bertajuk ‘Nggak Tau Mau Nulis Apa, Berhenti Aja Deh’ yang dibawakan oleh Kak Anisa Zahra (@anisaanza) dan dimoderatori oleh Kak Dewi Savitri. Saluut banget sama pemudi produktif ini. Usianya baru 24 tahun tapi sudah punya buku solo tentang kumpulan puisi dan prosa, hasil kumpulan tulisannya di blognya. Selain itu, dia juga sudah mencetak beberapa buku antologi bersama penulis lainnya, rajin menulis di IG, blog maupun Wattpad (tulisannya di Wattpad sudah ada yang dibukukan dan dia mengikuti kelas 30DWC ini dalam rangka merampngkan naskahnya yang dia publish di Wattpad). Duuh, keren deh pokoknya.
Saat aku mem-feedback dan membaca tulisannya pun sudah terlihat bahwa hasil tulisannya yang sekarang rapi jali itu adalah latihannya menulis selama bertahun-tahun, alias sudah lama dan konsisten. Bukan sulap semalaman alias hasil begadang semalam saja. Terbukti dari pengakuannya saat KOUF bahwa sejak kecil dia terbiasa menulis diari. Ya, awalnya tulisan pribadi, lalu lama-lama katanya mulai berani mengunggah tulisan di media masa.
Hmmm… aku jadi terbayang saat saya berusia 24, saat tahun 2012 silam, apa yang yang sedang saya lakukan saat itu? Well, pengaruh media masa jujur saja turut andil dalam perkembangan skill para pemuda dan pemudi jaman now. Jaman 2012 dulu, tentu saja penggunaan media digital belum se-massive ini dalam kehidupan sehari-hari. WhatsApp dulu sepertinya belum ada, atau sudah ada tetapi belum sepopuler ini. Yang aku ingat jaman itu yang sedang populer adalah penggunaan blackberry messenger alias bbm, hehehe. Begitulah, jaman yang terus berubah pun bisa turut serta membawa perubahan pada diri seseorang. Sepertiku kini yang sedang mengikuti sebuah kelas menulis online dengan anggota lintas daerah bahkan negara. Wow. Bayangkan saja, dari Sabang sampai Merauke ada semua, bahkan ada yang dari Sudan, Kuwait sana. Mantap pokoknya deh. Mereka ikut kelas menulis ini tentu saja dengan tujuan masing-masing.
Baiklah, kembali ke KOUF dari Figter Anisa ya, tentang ide nulis yang blank atau kalau dalam dunia kepenulisan disebut dengan istilah Writer’s Block. Duh, pengen nulis nih (baca: harus bikin tulisan buat disetorin, nih) tapi nggak tahu nulis apa ya enaknya? Nah, itulah tema yang diangkat oleh Squad 4 malam ini. Jujur saja, aku sebenarnya nggak bisa mengikuti KOUFnya on the spot, karena bos kecil alias si Kaka sudah mengajak tidur, waktunya reading book together before bed time gitu, jadinya aku manjat sendirian tengah malem deh, baca hasil KOUF serunya para fighters semua. Hiksss… merasa merana, wkwkwkwk.
Fighter Anisa membagikan materi presentasi berupa slide 10 halaman yang isinya padat, jelas, ringkas dan tentu saja bergizi serta menohok, uhuk… Sebenarnya tentang pengalaman pribadinya, bahwa setiap penulis, rata-rata pernah mengalami kebuntuan ide dalam menulis, baik itu yang sedang menulis cerita bersambung seperti novel, atau penulis yang menulis lepas. Nah, dia juga pernah mengalami hal serupa, dan rasanya kaya, biasa, bujuk rayu pikiran negatif tetep ada kan: “udah deh, berhenti dulu, rehat sejenak. Ntar dilanjut lagi.” Etapi, kata dia, kalau kita berhenti nulis nanti malah susah lagi lho buat mulainya. Ya, karena sebenanrnya menulis adalah membuat sebuah kebiasaan alias habit. Semisal ada kebuntuan ide, yang lagi nulis cerbung, ya pokoknya harus terus nulis apa aja deh. Cerbungnya boleh dilanjut nanti, tetapi proses menulisnya tidak boleh berhenti.
Pokoknya, nulis harus jalan terus deh. Apalagi yang sudah punya jadwal nulis sehari misal 1 jam saat pagi hari. Meskipun buntu ide, tetap paksakan nulis. Saat itu ada salah satu Fighter yang bertanya, gimana caranya kalau pas lagi bosan. Kata Fighter Anisa, tulis aja deh apa yang kita rasain saat itu. Misal, aku lagi bosan nih, nggak tahu mau nulis apa. Rasanya… udah ngalir aja nulisnya, apa yang ada di perasaan dan pikiran, eh nanti tahu-tahu kelar jadi satu tulisan walaupun isinya memang curhatan semua tapi paling tidak kita telah melakukan proses menulis itu sendiri, dan lihat hasilnya, jadi plong, dan tiba-tiba ide lain pun datang lagi. “Oh ya, aku akan mulai nulis ini aja deh.” Seperti membuka sumbatan air yang macet, gitu deh.
Diskusi KOUF malam itu dilanjut dengan membahas cara penggalian ide yang bisa dilakukan, hasilnya antara lain: bisa dengan memandangi foto di gallery hape, mulai menulis tentang apa yang dirasa saat itu, seperti: “aku lagi bingung nih, nggak tau mau nulis tentang apa, lagi bosan nulis nih” (tapi tetap sambil ngetik ya, hehehe), “lagi sebel nih, gara-gara baru dapat undangan nikahan mantanku, jadi nggak mood nulis” (ini juga tetep ditulis ya, nggak dibatin aja, hehehe), begitu kurang lebihnya.
Lalu, ada cara lain yang dilakukan oleh Fighter Anisa saat buntu ide nulis, biasanya dia meminta bantuan teman-temannya lewat jejaring sosial, (-lihatlah, betapa lagi-lagi pengaruh media digital dalam hidup seseorang sangat hebat di masa kini-) tentang sebuah tema. “Hey, teman, minta saran tema buat tulisan dong.” Nah, akhirnya secara nggak langsung kita jadi tertantang nih buat nulis lagi. Brilian juga nih idenya. Bisa ditiru kapan-kapan. Menantang diri sendiri untuk menulis dengan bantuan alias support dari kawan secara halus. Hehehe…
Nah, KOUF malam itu tak terasa sudah hampir lewat satu jam dari jadwal KOUF, karena asyik banget deh. Fighter Anisa memberi tantangan suka-suka kepada fighter lainnya: coba nulis tema Rindu tapi nggak boleh ada kata rindu di dalamnya, hihihi, menantang banget kan?
Nah, beginilah jawaban beberapa fighter yang mencoba menjawab tantangan tersebut:
Aku memikirkanmu setiap malam … lagi mikir lanjutannya, hehehe… (Ibu Ahmad)
Sakit dan sesakTak nyata hanya angan belakaBisikan setan untuk menyapaBisikan malaikat jangan menyapaDetik, menit, jamPenantian yang selaluDinanti(Deis Ismayati)
Tatapan mata yang terus mendekam di dalam kalbu, semalam hadir dalam mimpi, naum tak mampu kuraih lagi. Kamu telah pergi, dan tak mungkin membalas rasa ini. (Dewi Savitri)
Pikiranku tertuju pada satu namaEntah dimana pemilik nama itu beradaBerbulan-bulan tiada kabar darinyaAkhirnya aku tahu di ada di manaDuduk di pelaminan bersama seseorang(Ibnu Ahmad)
Nah, begitulah KOUF malam itu berakhir. Seru sekali aslinya kalau masih mau dilanjut membalas tantangan dari Fighter Annisa. Namun, karena waktu KOUF sudah melewati batas waktunya, mau nggak mau ya harus diakhiri dan sampai jumpa kembali di lain kesempatan. YuHuuu…
catatan: sumber gambar diambil dari slide materi Fighter Anisa dan gambar yang di share Fighter Anisa dalam KOUF Squad 4 sesi 2
#Day12 #Squad2 #30DWC #30DWCJilid26 #30DWCDay12 #30DWCJilid26Squad2Day12 #Pejuang30DWC #Pejuang30DWCJilid26
Komentar
Posting Komentar