Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

Menulis itu Mengasyikkan

Gambar
  Menulis itu mengasyikkan ternyata. Pantas saja orang yang sudah sering dan terbiasa menulis akan merasa kecanduan dan terus menulis. Sedikit sesal kenapa tak mencoba dari dulu? Tapi, menulis yang bagaimana? Menulis satu karya utuh yang kemudian dipublikasikan dalam media masa, baik itu jejaring social semacam FB, IG, maupun blog dengan berbagai platform online yang ada, seperti blogspot, tumblr, wordpress, medium, dan lain-lain. Lalu, apalagi? Menulis beramai-ramai dengan teman yang lain, dalam artian berada dalam sebuah komunitas yang membantu mendukung kita untuk terus menulis, seperti kelas tantangan menulis 30 hari yang aku ikuti kali ini, 30 Days Writing Challenge bersama para pejuang 30 DWC yang lain. Ada banyak kelas-kelas menulis yang sekarang tersebar dimana-mana, apalagi dalam dunia digital sekarang ini, jarak dan tempat bukan lagi menjadi soalan yang utama. Kita bisa belajar dimana saja dari mana saja. Tinggal pilih kelas yang sesuai dengan minat belajar kita. Aw

Menjadi Sesuatu Hal yang Pantas Dikenang

Sesuatu hal yang pantas dikenang? Apakah itu? Jika kita bertanya pada orang lain, tentulah sesuatu hal yang patut dikenang itu adalah sesuatu hal yang menyenangkan bukan? Yang indah-indah, yang membangkitkan gairah atau rasa bahagia. Sebaliknya hal-hal yang menyakitkan itu dilupakan saja, atau kalau bisa, dibuang. Begitulah. Namun terkadang yang menjadi masalah adalah sesuatu hal yang buruk itu tak bisa dengan mudah dihapus dari memori ingatan. Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Ya, ubahlah ia menjadi sebuah memori yang pantas dikenang, dengan menambahkan hikmah dan rasa syukur di belakangnya. Aku selalu percaya, lagi-lagi aku harus menuliskan hal ini, bahwa segala hal yang terjadi di dunia ini bukanlah sebuah kebetulan semata. Apalagi aku adalah seorang muslim yang beriman, yang meyakini adanya Tuhan, sebagai Pusat Kekuatan, Pusat Pengatur Segala di dunia ini. Sebagai Sang Maha yang Mengetahui dan Menguasai Segala Hal yang terjadi dan yang ada di dunia ini. Maka, semua hal yang terja

Daya Juang Seseorang

Gambar
Dimana ada kemauan, disitu ada jalan. Sebuah ungkapan yang tak asing lagi terdengar di telinga. Dimana ada kemalasan, disitu juga ada beribu alasan. Sebuah ungkapan yang aku buat sendiri kemudian. Hehehe. Baiklah, kali ini aku akan coba menuliskan tentang tujuan dan daya juang, hasil dari pengalaman dan pengetahuanku sendiri, tentu saja. Daya juang menurut tafsiranku sendiri adalah kemampuan seseorang untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya atau diraihnya, baik dalam jangka waktu pendek (masa sekarang) atau jangka waktu panjang (masa depan). Jadi, ada hubungan yang erat antara tujuan dan daya juang seseorang. Seperti ungkapan di awal tulisan ini. Dimana ada kemauan (dalam hal ini adalah sebuah tujuan, mau apa, mau kemana?), maka disitu ada jalan (jalan ini adalah sebuah proses pembuktian daya juang seseorang) dalam mencapai tujuannya (apa yang diinginkannya).     Baru-baru ini aku menonton sebuah film keluaran terbaru yang direkomendasikan oleh seorang teman yang kemudian kumas

Menjadi Pahlawan Bagi Diri Sendiri

Apa yang terlintas di benakmu ketika mendengar kata Pahlawan? Mungkin, saat kita kecil dulu, makna kata pahlawan adalah tokoh-tokoh superhero yang mengenakan kostum tertentu, seperti Ultraman, Ksatria Baja Hitam,   Power Rangers (duh, ketahuan deh penulis umurnya berapa, hehehe). Seiring waktu kita beranjak dewasa dan makna kata pahlawan pun ikut bertambah. Saat kita sekolah, kita dikenalkan dengan para pahlawan bangsa yang dahulu turut serta memperjuangkan kemerdekaan Negara ini. Sederet nama seperti Tuanku Imam Bonjol, Cut Nyak Dien, Sultan Hasanuddin, hingga   D.I. Panjaitan, S. Parman, Ahmad Yani, menghiasi isi buku pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB). Well , ketahuan lagi kan, penulis kelahiran tahun berapa? Hehehe. Dulu di sekolah dasar, masih ada nama mata pelajaran seperti itu. Beberapa nama pahlawan pun diabadikan sebagai nama jalan hampir di semua daerah di Indonesia ini untuk mengenang jasa-jasa mereka. Kata pahlawan, saat aku bersekolah, identik dengan

Buah Salak

“Uti, salak Ti…” kataku sambil menyodorkan sepiring buah salak pemberian tetangga sebelah yang baru pulang dari bepergian. “Manis, nggak ya?” Uti balik bertanya sambil memandangi sepiring buah salak berukuran sedang dibanding buah salak pada umumnya yang kusodorkan padanya. “Sepertinya manis, Uti. Salak pondoh kalau dilihat dari bentuknya,” aku mencoba meyakinkan. Ya, buah salak memang rasanya asam sepat. Namun, ada satu jenis buah salak yang terkenal manis dan berukuran lebih kecil dibanding buah salak pada umumnya, yaitu yang dikenal dengan nama salak pondoh. Salak jenis ini dijamin rasanya manis, paling tidak, rasanya tidak terlalu sepat di mulut seperti salak biasa yang harus pintar-pintar memilihnya. “Akung mau salak?” tawar Uti pada Akung yang duduk santai di sebelahnya. Akung hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Aku pun ikut tersenyum, sebab tahu tawaran Uti pada Akung hanya basa-basi saja, sebab Akung sedang punya masalah pencernaan. Setelahnya, Uti juga terta

Jika Aku Menjadi

Malam ini ada KOUF entah yang keberapa kalinya di Squad 4, juga Kuis Seru di Grup Empire, tapi aku melewatkan semuanya. Tak apa, aku masih bisa membaca jejak-jejak keseruan semalam. Baiklah, tantangan kuis semalam aku jadikan bahan tulisan hari ini.   Jika aku menjadi seseorang yang berkuasa layaknya sultan, punya super power dan kekayaan trilyunan, akan kubuat peraturan yang bermanfaat dan menyejahterakan untuk banyak orang. Kebijakan yang ketat untuk melindungi bumi dan alam ini, mengenyahkan plastik. Tapi ternyata aku hanya seorang yang biasa, bukan siapa-siapa. Hanya bagian dari masyarakat penghuni bumi, penikmat alam semesta ini. Bahkan Tuhan yang telah mengutus utusannya saja pergi ke bumi harus melalui perjuangan yang nyata untuk menyebarkan ajaran kebaikan. Telah tertulis dalam sebuah kitab yang kuyakini, tentu saja Tuhan mampu untuk menjadikan semua orang beriman dan seragam, tapi Dia hendak menguji kamu semua. Karena dunia ini hanyalah sebentuk ujian kepada manusia da

Jumawa

Minggu, 8 November 2020 Jumawa Jumawa adalah kata tidak baku dari jemawa, yang mempunyai dua arti: 1.     Angkuh, congkak 2.     Suka mencampuri perkara orang lain Jumawa adalah salah satu kata yang menjadi tema untuk menulis hari ini. Jujur saja, sepanjang pengetahuanku, arti dari kata jumawa adalah sebuah kata sifat yang bermakna sombong dan bangga, yang diterjemahkan dengan apik oleh KBBI menjadi kata congkak. Namun, saat membuka KBBI, ternyata aku baru tahu kalau kata jumawa juga memiliki arti lain, yaitu: suka mencampuri perkara orang lain. Rasa penasaran membuatku mencari arti kata angkuh dan congkak. Berikut arti dari kata angkuh dan congkak yang kudapat dari KBBI daring. 1 angkuh [ang·kuh] Kata Adjektiva (kata sifat) Arti: sifat suka memandang rendah kepada orang lain; tinggi hati; sombong; congkak contoh: 'karena sikapnya yang angkuh itu, ia tidak disukai orang' 2 angkuh [ang·kuh] Kata Nomina (kata benda) Arti: rupa; 1 congkak [cong·k