Postingan

Menjadi Pahlawan Bagi Diri Sendiri

Apa yang terlintas di benakmu ketika mendengar kata Pahlawan? Mungkin, saat kita kecil dulu, makna kata pahlawan adalah tokoh-tokoh superhero yang mengenakan kostum tertentu, seperti Ultraman, Ksatria Baja Hitam,   Power Rangers (duh, ketahuan deh penulis umurnya berapa, hehehe). Seiring waktu kita beranjak dewasa dan makna kata pahlawan pun ikut bertambah. Saat kita sekolah, kita dikenalkan dengan para pahlawan bangsa yang dahulu turut serta memperjuangkan kemerdekaan Negara ini. Sederet nama seperti Tuanku Imam Bonjol, Cut Nyak Dien, Sultan Hasanuddin, hingga   D.I. Panjaitan, S. Parman, Ahmad Yani, menghiasi isi buku pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB). Well , ketahuan lagi kan, penulis kelahiran tahun berapa? Hehehe. Dulu di sekolah dasar, masih ada nama mata pelajaran seperti itu. Beberapa nama pahlawan pun diabadikan sebagai nama jalan hampir di semua daerah di Indonesia ini untuk mengenang jasa-jasa mereka. Kata pahlawan, saat aku bersekolah, identi...

Buah Salak

“Uti, salak Ti…” kataku sambil menyodorkan sepiring buah salak pemberian tetangga sebelah yang baru pulang dari bepergian. “Manis, nggak ya?” Uti balik bertanya sambil memandangi sepiring buah salak berukuran sedang dibanding buah salak pada umumnya yang kusodorkan padanya. “Sepertinya manis, Uti. Salak pondoh kalau dilihat dari bentuknya,” aku mencoba meyakinkan. Ya, buah salak memang rasanya asam sepat. Namun, ada satu jenis buah salak yang terkenal manis dan berukuran lebih kecil dibanding buah salak pada umumnya, yaitu yang dikenal dengan nama salak pondoh. Salak jenis ini dijamin rasanya manis, paling tidak, rasanya tidak terlalu sepat di mulut seperti salak biasa yang harus pintar-pintar memilihnya. “Akung mau salak?” tawar Uti pada Akung yang duduk santai di sebelahnya. Akung hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Aku pun ikut tersenyum, sebab tahu tawaran Uti pada Akung hanya basa-basi saja, sebab Akung sedang punya masalah pencernaan. Setelahnya, Uti juga terta...

Jika Aku Menjadi

Malam ini ada KOUF entah yang keberapa kalinya di Squad 4, juga Kuis Seru di Grup Empire, tapi aku melewatkan semuanya. Tak apa, aku masih bisa membaca jejak-jejak keseruan semalam. Baiklah, tantangan kuis semalam aku jadikan bahan tulisan hari ini.   Jika aku menjadi seseorang yang berkuasa layaknya sultan, punya super power dan kekayaan trilyunan, akan kubuat peraturan yang bermanfaat dan menyejahterakan untuk banyak orang. Kebijakan yang ketat untuk melindungi bumi dan alam ini, mengenyahkan plastik. Tapi ternyata aku hanya seorang yang biasa, bukan siapa-siapa. Hanya bagian dari masyarakat penghuni bumi, penikmat alam semesta ini. Bahkan Tuhan yang telah mengutus utusannya saja pergi ke bumi harus melalui perjuangan yang nyata untuk menyebarkan ajaran kebaikan. Telah tertulis dalam sebuah kitab yang kuyakini, tentu saja Tuhan mampu untuk menjadikan semua orang beriman dan seragam, tapi Dia hendak menguji kamu semua. Karena dunia ini hanyalah sebentuk ujian kepada manusi...

Jumawa

Minggu, 8 November 2020 Jumawa Jumawa adalah kata tidak baku dari jemawa, yang mempunyai dua arti: 1.     Angkuh, congkak 2.     Suka mencampuri perkara orang lain Jumawa adalah salah satu kata yang menjadi tema untuk menulis hari ini. Jujur saja, sepanjang pengetahuanku, arti dari kata jumawa adalah sebuah kata sifat yang bermakna sombong dan bangga, yang diterjemahkan dengan apik oleh KBBI menjadi kata congkak. Namun, saat membuka KBBI, ternyata aku baru tahu kalau kata jumawa juga memiliki arti lain, yaitu: suka mencampuri perkara orang lain. Rasa penasaran membuatku mencari arti kata angkuh dan congkak. Berikut arti dari kata angkuh dan congkak yang kudapat dari KBBI daring. 1 angkuh [ang·kuh] Kata Adjektiva (kata sifat) Arti: sifat suka memandang rendah kepada orang lain; tinggi hati; sombong; congkak contoh: 'karena sikapnya yang angkuh itu, ia tidak disukai orang' 2 angkuh [ang·kuh] Kata Nomina (kata benda) Arti: rupa;...

Pas Sesuai Porsinya

Hidup Cuma sebantar. Berhenti menanam gusar dan jadilah besar! -Lenang Manggala   Ya, seringkali aku masih terjebak dalam lautan emosi yang satu itu. Hal-hal yang membuatku gusar yangpadahal kalau mau jujur mengakui, hal-hal itu adalah sesuatu yang ada dalam pikiranku sendiri. Aku terkadang bertanya-tanya, kenapa ya ada emosi semacam itu? Semua jenis emosi, termasuk gusar, sebenarnya adalah hal yang wajar kalau ia tidak berlebihan, alias pas sesuai dengan porsinya. Hey, bagaimanakah kalau seandainya tidak ada emosi gusar? Dan tetiba, aku ingat sendiri sebuah film tentang emosi dari hal yang kutanyakan barusan. Film Inside Out produksi Disney keluaran tahun 2015 yang baru kutonton akhir-akhir ini. Sebuah film kartun yang cukup mengedukasi bagaimana cara emosi bekerja di dalam kepala kita. Dikisahkan ada 5 emosi utama yang menghuni kepala, dalam hal ini tokoh utamanya adalah seorang anak perempuan menjelang remaja, ya kira-kira berusia sekitar 10-11 tahunan atau setara kel...