Postingan

Empat Hal (Pesan dari Kawan)

Tetiba saja, aku teringat empat hal pesan dari dua orang kawanku beberapa tahun silam, saat jaman menjadi anak rantau, jauh dari orang tua ( well , ini gegara membaca salah satu tulisan fighter dari Squad 4 di 30DWC Jilid 26 yang sedang ku feedback dan berhasil melemparkan ingatan masa laluku mundur beberapa tahun ke belakang). Meskipun samar, memori itu masih tetap teringat. Empa t hal yang pertama (aku lupa siapa yang memberitahuku empat hal ini, tapi aku masih ingat pesannya) adalah tentang sesuatu yang tidak dapat ditarik kembali di dunia ini, yaitu: Batu, ketika sudah kau lemparkan Ucapan, ketika sudah kau lontarkan Waktu, ketika ia sudah berlalu Yang keempat, aku lupa-lupa ingat, sepertinya adalah kesempatan yang datang menghampirimu dan kau melewatkannya begitu saja. Tentang kesempatan ini, ada peribahasa yang mungkin sudah amat familier di telinga kita, yaitu: kesempatan yang sama tidak akan pernah datang dua kali. Maksudnya adalah kita dianjurkan untuk bersegera berti...

Paket Tombo Kangen

Gambar
“Paket..” kata Mas Kurir JnT yang berhenti persis di depanku saat aku tengah membereskan jemuran baju di depan rumah. “Ya…” aku menjawab kaget sambil menerima uluran kardus yang cukup besar dari Mas Kurir yang sudah biasa mengantarkan paket yang dialamatkan ke sini. “Makanan ya mbak,” tanya Mas JnT, mungkin sekalian mengkonfirmasi isi barangnya. “Iya mas, tombo kangen sudah lama nggak pulang,” jawabku malah curcol .    Lalu, secepat Mas Kurir datang, secepat itulah dia pergi, mengantarkan rombongan paket yang menggelayut di belakang jok motornya ke alamat tujuannya masing-masing. Segera aku masuk ke dalam sambil membawa masuk kardus paket itu, yang disambut antusias sama Si Kaka. “Apa itu, Bunda?” teriaknya girang. “Paket, dari Mbah Biyung,” jawabku menyebut nama ibu mertua yang kupanggil Biyung itu. “Aku aja yang buka,” kata Si Kaka bergegas mengambil gunting.   Sambil menemani Si Kaka berkonsentrasi penuh membuka isi paket, aku mengirim chat kepada A...

Memetik Buah Belimbing

Gambar
Suatu sore yang syahdu. Kompleks perumahan kami cukup sepi. Aku menemani Si Kaka bermain di halaman rumah. Ada beberapa anak laki-laki yang bersepeda melintas, lalu mereka tak pernah terlihat kembali. Hanya aku dan Kaka berdua, menikmati sore dengan angin yang berhembus sepoi-sepoi. Si Kaka awalnya mengajak main cat air, menyapukan kuas pada kardus bekas. Lalu, lama-lama ia mencat kaki dan jari tangannya sendiri. Aku membiarkannya, toh selepas ini waktunya mandi sore. Kemudian, ia mulai bosan. Kali ini, bermain lompat berlagak seperti pahlawan super di halaman teras. Aku bergabung dengannya ikut menyemangati pahlawan kecilku itu. Sembari menemaninya beraksi, aku mengedarkan pandang ke sekitar, dan mataku tertumbuk pada pohon belimbing yang rimbun milik tetangga sebelah rumah kami persis. Saat ini pohon belimbing tengah berbuah lebat. Belimbing itu adalah jenis belimbing Demak, yang buahnya besar-besar dan tentu saja manis rasanya. Kami sering di kasih Bapak (sebutan kami untuk le...

Teknik Marinasi ala Chef Rudy (bag. 2)

Baiklah, kemarin aku telah menuliskan pengalaman pertamaku   menggoreng tempe dengan teknik marinasi ala Chef Rudy (aku menyebutnya begitu ya, karena bagiku, kalau aku mencoba teknik ini, yang terbayang di pikiranku adalah Chef Rudy yang sedang mempraktekkan teknik menggoreng ini, hihihi) Lanjuut… Esok harinya, aku dan membeli ayam ½ kilogram dan aku goreng kembali dengan teknik marinasi ala Chef Rudy. Hasilnya? Sungguh kembali membuat aku terharu untuk kedua kalinya. Seumur-umur, belum pernah diriku ini yang memang tidak terlalu berbakat memasak, menggoreng ayam dengan hasil secantik ini. Huhuhu, benar-benar membuatku sungguh terharu. Ayam gorengku sungguh renyah dan gurih sekali. Aku sampai membayangkan dalam kepalaku sebuah dialog fiktif antara aku dan bu guru tata boga di sekolahku: Ibu Guru : “Sungguh nak, ibu terharu. Setelah bosan berkali-kali menorehkan nilai 5 dan 6 pada mata pelajaran menggoreng ayam, kali ini dengan bangga ibu memberikan nilai 8 padamu. Delapan...

Teknik Marinasi ala Chef Rudy (Bag. 1)

Gambar
Sabtu pagi beberapa pekan lalu. Cuaca agak sedikit mendung, membuatku sedikit santai memulai rutinitas pagiku. Biasanya aku membuat camilan pagi untuk keluarga kecilku, lalu dilanjut memasak sayur dan lauk-pauk. Kali ini, selesai membuat camilan pagi, aku memutuskan bergabung dengan Ayah dan Kaka yang sedang asyik menonton televisi. Lagipula, aku masih bingung untuk memutuskan menu apa yang akan kumasak hari ini. Jadi ya, kuputuskan untuk bersantai sejenak menonton televisi sambil memikirkan menu apa yang akan kumasak nanti. Tayangan yang mereka tonton di televisi pagi ini apalagi kalau bukan serial Ipin Upin kesukaan si Kaka. Ya, aku dan suami sepakat membolehkan si Kaka nonton serial Upin Ipin di televisi, dan hanya itu fungsi televisi di rumah kami, selain untuk menonton pertandingan badminton favorit ayah jika ada jadwal pertandingan badminton yang ditayangkan di televisi. Selebihnya, benda elektronik berlayar datar itu lebih sering mati, berubah menjadi benda pajangan semata d...